Jumat, 21 Juni 2019

TERJEBAK PERSELINGKUHAN TAK BERUJUNG DI DALAM TEMPAT KERJA



TERJEBAK PERSELINGKUHAN TAK BERUJUNG DI DALAM TEMPAT KERJA


Sebut saja namaku Rizki Aprilian, dan biasa dipanggil Rizki. Setelah lulus sebagai sarjana Ekonima, aku menikah dengan seorang seniorku dulu di fakultas, ia bekerja di satu instansi pemerintah. Kami dikaruniai 1 orang puteri berusia 5 tahun. Dengan bantuan Istriku, aku diterima kerja di satu perusahaan pengembang yang menangani banyak proyek di beberapa daerah. Awalnya, aku hanya kerja Marketing Kartu Kredit waktu itu, tapi karirku terus menanjak hingga dipercaya menangani proyek-proyek.

Sejak terlibat menangani proyek, waktu kerjaku pun bertambah, 12-16 jam sehari, dan 5 hari dalam seminggu. Setahun lalu aku ditugaskan menangani proyek besar bersama karyawan baru, sebut saja namanya Lita. Karena ia baru di perusahaan ini, aku pun diminta meluangkan waktu lebih banyak untuk mengajarinya.

Jujur saja, sejak pertama kali kami bertemu, sebenarnya kami langsung saling tertarik.

Kuakui proyek yang kami tangani cukup rumit, bahkan sempat membuat kami stress. Untuk beberapa malam, aku dan Lita terpaksa harus bekerja sampai larut malam di kantor. Bahkan diakhir pekan dan hari libur nasional sekali pun terpaksa kami berada di kantor.

Disuatu malam, ketika sedang mendekati frustrasi karena rumitnya pekerjaan, kami pergi ke suatu kafe di Blok M. Ya, sekedar minum dan melepas lelah. Aku duduk di kursi yang berdampingan dengan Lita. Sambil menyeruput minuman segar, kami menikmati alunan musik berirama slow. Suasana terasa romantis..

Tanpa sadar, kulingkarkan lenganku pada Lita, lalu aku senderkan kepalaku di bahunya. Dengan sedikit menarik nafas aku katakan padanya, “Proyek ini paling berat yang pernah aku hadapi selama kerja diperusahaan ini. Untungnya, aku bekerja dengan kamu.” Lita juga merasakan hal yang sama. Sambil menggenggam tanganku, ia terus memberikan motivasi untuk menguatkanku.

Tiba-tiba, aku ingin memeluk dan menciumnya, meski kami menyadari masing-masing dari kami telah menikah. Malam itu, pukul 12.00 WIB malam, Aku mengantarku pulang Lita. Ketika Lita hendak keluar dari mobilnya, Aku memegang lengannya dan mencondongkan tubuhku ke arahnya. Dengan lembut aku membisikkan ke telinganya,“selamat tidur, kasihku,sampai jumpa lagi.” Lita spontan mencium bibirku.

Kuakui, aku tak kuasa menahan godaan, lalu membalas ciumannya. Sementara, kuurungkan niatku turun dari mobil. Kami hampir selama 15 menit berada dalam mobil, hanya untuk berpelukan. Suami Lita dan puterinya yang berusia empat tahun sudah tidur.

Ketika melangkah ke dalam rumah,ada rasa bersalah karena mencium Lita. Tapi saya mencoba menghibur diri dengan meyakinkan diri sendiri, bahwa yang terjadi hanyalah karena ingin bersikap ramah kepada rekan sejawat. Namun, kuakui, rasa tak kuat aku melawan ketertarikanku padanya.

Kebersamaan kami yang semakin sering, membuat kami semakin dekat. Apalagi, ketika aku datang ke kantor keesokan paginya, ada catatan di mejaku bertuliskan “sungguh indah kenangan semalam.” Kelanjutannya, kami saling kirim SMS, memberi kado, dan sedapat mungkin mencari waktu untuk berdua.

Beban kerja kami semakin banyak, namun kami tak mengeluh karena ingin selalu bersama-sama. Beberapa minggu, setelah ciuman pertama, aku dan Lita pun mulai bercinta, melakukan hubungan badan di hotel-hotel tertentu. Kami saling berbuka hati, bahwa kami memang saling mencintai.

Lita mengaku, pernikahannya yang kurang bahagia. Ia memang mencintai Suaminya, tapi karena jarang bertemu perasaan cintanya pun luntur.Konon, Suaminya juga sangat sibuk dengan urusan karir pekerjaannya sendiri.

Hubunganku dengan isteri sebenarnya baik-baik saja. Tapi sejak setahun lalu, kehidupan seks kami mulai terasa hambar. Perhatianku memang terpecah antara Istri dan Lita. Akibatnya, setiap kali bersetubuh dengan Isteri aku merasa bersalah, demikian pula sebaliknya.

Hubunganku dengan Lita semakin erat. Sejatinya, aku senang ke kantor karena ada dirinya. Aku tidak yakin rekan-rekan kerja maupun bos menyadari adanya “udang di balik batu” dalam kedekatanku dengan Lita. Kami memang sangat berhati-hati agar tidak menjadi bahan pebicaraan dikantor. Di depan mereka, kami berusaha bersikap wajar dan terlihat sangat profesional.

Aku ragu, apakah hubungan ini bisa terjadi jika bukan karena sering kami bekerja bersama. Lita memperlakukanku benar-benar seperti Suaminya. Ia selalu menyediakan diri untuk aku. Saat aku kesal karena pekerjaan, ia menenangkanku, dan ia melakukan berbagai hal yang dapat menyenangkan diriku seperti mengajak makan siang.

Hingga kini, aku tidak tahu seberapa jauh hubungan ini akan berlangsung. Dalam hati kecilku, aku tidak ingin perkawinanku retak, tapi juga tidak ingin kebersamaanku dengan Lita berakhir. Bahkan, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika salah satu diantara kami mengundurkan diri. Saya benar-benar merasa bersalah. Takut Isteriku dan Suami Lita mengetahui kenyataan yang sedang terjadi pada diri kami berdua. Dalam hatiku kecilku, aku tidak ingin menciderai perasaan siapa-siapa.


ZumaQQ Agen Bandarq Domino 99 Bandar Poker Online Terpercaya ZUMAQQ
Rp.20.000
HondaQQ Agen Bandarq Domino 99 Bandar Poker Online Terpercaya HONDAQQ
Rp.15.000
Galeriqq Agen Bandarq Domino 99 Bandar Poker Online Terpercaya GALERIQQ
Rp.20.000
Kasir Agen Togel Online Casino Online Dan Togel Online Kasir4d
Rp.10.000
Ioncasino Agen Casoni Sabung Ayam Agen Bola Dan Agen Togel Online IONCASINO
Rp.50.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NIKMATNYA BERSETUBUH DENGAN PACAR-PACARKU

NIKMATNYA BERSETUBUH DENGAN PACAR-PACARKU Ceritaku kali ini adalah pengalamanku yang terindah, sehingga aku ingin menuliskan kisahnya...